Sejarah Chelsea FC

Chelsea F.C.



Lambang Chelsea F.C.
Nama lengkap Chelsea Football Club
Julukan Si Biru (The Blues), The Pensioners
Didirikan 10 Maret 1905; 112 tahun lalu[1]
Stadion Stamford Bridge,
Fulham, London
(Kapasitas: 41.631[2])
Pemilik Bendera Rusia Roman Abramovich
Ketua Bendera Amerika Serikat Bruce Buck
Manajer Bendera Italia Antonio Conte
Liga Liga Utama Inggris
2016–17 Juara, Liga Utama Inggris
Situs web Situs web resmi klub

Kostum kandang
Kostum tandang
Soccerball current event.svg Musim ini
Chelsea Football Club /ˈɛls/ adalah sebuah klub sepak bola Inggris yang bermarkas di Fulham, London. Chelsea didirikan pada tahun 1905 dan kini berkompetisi di Liga Utama Inggris.
Kesuksesan pertama Chelsea diraih saat meraih gelar juara liga pada tahun 1955. Beberapa gelar dari berbagai kompetisi juga berhasil diraih pada dekade 1960an, 1970an, 1990an, dan 2000an. Sepanjang sejarah penampilan dalam dunia sepak bola di Inggris dan Eropa, Chelsea telah meraih enam gelar juara Liga Utama Inggris, tujuh Piala FA, lima Piala Liga, satu trofi Liga Champions UEFA, dua Piala Winners UEFA, satu Liga Eropa UEFA dan satu Piala Super UEFA. Dalam dua dekade terakhir merupakan periode terbaik kesuksesan Chelsea dengan meraih 22 gelar sejak tahun 1997, termasuk untuk pertama kali meraih gelar juara Double winner, Liga Utama Inggris dan Piala FA pada tahun 2010 serta gelar juara Liga Champions UEFA pada tahun 2012 dan Liga Eropa UEFA pada 2013.
Kostum utama Chelsea adalah kaus dan celana berwarna biru royal dengan kaus kaki berwarna putih. Kombinasi tersebut telah digunakan sejak dekade 1960an. Lambang klub telah berganti beberapa kali dalam upaya memodernisasi dan mengubah pencitraan. Lambang yang kini digunakan, yang menampilan seekor singa seremonial memegang sebuah tongkat, merupakan modifikasi dari lambang yang pernah digunakan pada dekade 1950an Sejak tahun 2003, Chelsea dimiliki oleh Roman Abramovich seorang miliuner asal Rusia. Pada tahun 2016, Chelsea mendapat peringkat ketujuh klub sepak bola paling bernilai di dunia versi majalah Forbes, senilai £1.15 miliar ($1.66 miliar). Rata-rata jumlah penonton liga pada laga kandang musim 2016–17 sebanyak 41.507 penonton, jumlah tertinggi keenam di Liga Utama Inggris.

Daftar isi

Sejarah


Tim pertama Chelsea pada September 1905
Pada tahun 1904 H.A. Mears mengakuisisi stadion atletik Stamford Bridge dengan tujuan mengubah menjadi stadion sepak bola. Ia kemudian merencanakan pendirian sebuah klub sepak bola baru setelah tawaran yang diberikan kepada Fulham untuk menggunakan stadion tersebut ditolak. Mengingat telah ada sebuah klub bernama Fulham, nama Chelsea yang merupakan sebuah kota kecil yang berdekatan dengan stadion dipilih sebagai nama klub baru tersebut. Nama-nama lain seperti Kensington FC, Stamford Bridge FC dan London FC sempat dipertimbangkan untuk dipilih. Chelsea didirikan oleh pada 10 Maret 1905 di sebuah pub The Rising Sun (kini restoran The Butcher's Hook) dan pertama kali bermain pada kompetisi Football League.
John Robertson seorang pemain timnas Skotlandia berusia 28 tahun saat itu dipilih merangkap jabatan pemain-manajer pertama Chelsea. Sejumlah pemain direkrut dari berbagai klub untuk memperkuat tim, seperti penjaga gawang William "Fatty" Foulke dari Sheffield United, Jimmy Windridge dan Bob McRoberts dari Small Heath, dan Frank Pearson dari Manchester City. Pertandingan pertama mereka terjadi pada 2 September 1905, sebuah laga tandang menghadapi Stockport County. Chelsea kalah dengan skor 0–1.Sedangkan pertandingan kandang pertama mereka adalah sebuah kemenangan 4–0 pada laga persahabatan menghadapi Liverpool. Robertson juga merupakan pencetak gol pertama Chelsea pada laga kompetitif saat kemenangan 1–0 atas Blackpool.
Chelsea mengalami sejumlah promosi-degragasi pada Divisi Satu dan Divisi Dua Liga Inggris setelah berhasil meraih promosi ke Divisi Satu pada musim kedua mereka. Pencapaian terbaik mereka pada tahun-tahun awal adalah berhasil melaju hingga ke babak Final Piala FA 1915 namun dikalahkan Sheffield United di Old Trafford dan saat mengakhiri Divisi Satu pada posisi tiga klasemen akhir tahun 1920. Chelsea memiliki reputasi mendatangkan pemain-pemain terkenal dan jumlah penonton yang besar, tetapi kesuksesan masih belum menghampiri mereka pada masa-masa Perang Dunia I dan II.
Mantan penyerang Arsenal dan Inggris Ted Drake menjadi manajer pada tahun 1952. Drake mulai memodernisasi klub baik di dalam dan di luar lapangan. Ia mengganti logo Chelsea pensioner, meningkatkan sistem pelatihan dan pembinaan tim usia muda, dan memperkuat kedalaman tim dengan kelihaian mendatangkan sejumlah pemain dari divisi-divisi bawah dan liga-liga amatir hingga berhasil membawa Chelsea meraih trofi juara pertama mereka, gelar juara Divisi Satu Liga Inggris 1954–55. Pada musim berikut, UEFA mengadakan kejuaraan antar klub juara liga di Eropa, Piala Champions, namun ketidaksetujuan otoritas Liga Sepak Bola Inggris dan FA membuat Chelsea menarik diri dari kejuaraan tersebut sebelum dimulai.[16] Chelsea gagal melanjutkan kesuksesan tersebut dan hanya menjadi penghuni papan tengah klasemen liga pada dekade 1950an. Drake dipecat pada tahun 1961 dan digantikan oleh Tommy Docherty yang merangkap jabatan pemain-manajer.

Grafik yang menunjukkan kemajuan liga Chelsea selesai di musim 1905-1906 ke 2007–08
Chelsea kembali menjadi juara Liga Utama Inggris 50 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2005, pada masa jabatan manajer José Mourinho (2004 - 2007), yang saat itu mendapat dukungan penuh dari pemilik miliuner minyak berkebangsaan Rusia, Roman Abramovich.
Pada tahun yang sama (2005), Chelsea juga menjuarai Piala Carling dengan mengalahkan Liverpool. Selanjutnya pada tahun 2006, Chelsea kembali berhasil menjuarai Liga Utama Inggris. Dan pada tahun 2007, Chelsea juga kembali berhasil menjuarai Piala Carling setelah mengalahkan Arsenal 2-1 dan menjadi juara Piala FA setelah mengalahkan Manchester United 1-0 lewat babak perpanjangan waktu.
Tapi karena beberapa penampilan yang buruk pada awal musim kompetisi 2007–08 ditambah dengan ketidak sesuaian dengan sang pemilik, akhirnya José Mourinho mengundurkan diri dari jabatan manager, dan kemudian digantikan oleh Avram Grant mantan manajer tim nasional Israel.
Diawal masa kepelatihan Grant, banyak kalangan yang memandangnya sebelah mata. Meski demikian, Avram Grant mampu membawa Chelsea menjadi treble runner-up yaitu di ajang Piala Carling sebelum dikalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-1. Disusul menjadi runner-up Liga Utama Inggris di bawah Manchester United dan menjadi runner-up di ajang Liga Champions setelah kalah adu penalti 6-5 dari Manchester United. Namun prestasi tersebut dianggap tidak cukup baik sehingga Grant terpaksa dipecat di akhir musim.
Pada akhir Januari 2009, Avram Grant digantikan oleh pelatih asal Brasil, Luiz Felipe Scolari. Namun, Scolari juga tidak mampu memberikan prestasi yang memuaskan. Sehingga pada akhir April 2009 mengalami nasib yang sama dengan Grant. Posisi kosong manajer Chelsea kemudian diisi oleh pelatih Rusia saat itu, Guus Hiddink, sampai akhir musim 2008–09. Pada akhir bulan Mei, sebelum meninggalkan Chelsea, Guus Hiddink memberikan kenangan manis dengan membawa gelar Piala FA kelima Chelsea.
Diawal musim kompetisi 2009–10, Chelsea mengumumkan Carlo Ancelotti sebagai manajer baru, dengan masa kontrak selama 3 musim. Ancelotti langsung memberikan gelar dengan membawa Chelsea menjuarai Community Shield 2009 setelah mengalahkan Manchester United dalam adu penalti. Kemenangan dalam adu penalti tersebut merupakan pertama kalinya bagi Chelsea sejak 1998, saat Chelsea menghadapi Ipswich Town di Piala Liga. Pada akhir musim, Chelsea berhasil menjuarai Liga Utama Inggris dan Piala FA, yang merupakan pencapaian pertama dalam sejarah Chelsea. Chelsea juga menjadi klub ketujuh yang berhasil mendapat rekor mengawinkan gelar Double winner tersebut. Striker Chelsea, Didier Drogba berhasil mendapatkan Golden Boot sebagai Pencetak Gol Terbanyak dengan torehan 29 gol. Pada pertandingan terakhir liga pada 9 Mei 2010, Chelsea mempermalukan Wigan dengan skor telak 8–0 dengan Drogba mencetak 3 gol. Chelsea juga mencetak rekor menang mutlak 100% terhadap semua tim empat besar Premier League (Manchester United, Liverpool, dan Arsenal). Pada musim keduanya, Ancelotti dipecat Chelsea pada Mei 2011 setelah kekalahan 1-0 dari Everton di pertandingan terakhir musim 2010–11.

Para pemain Chelsea merayakan gelar juara Liga Champions UEFA untuk pertama kalinya dalam sejarah klub
Pada awal musim 2011–12, André Villas-Boas ditunjuk sebagai pelatih Chelsea.Setelah sejumlah hasil buruk yang dialami Chelsea, Villas-Boas dipecat pada bulan Maret 2012. Asistennya, Roberto Di Matteo yang merupakan mantan pemain Chelsea kemudian ditunjuk sebagai pelatih utama ad interim. Di bawah arahan Di Matteo Chelsea menunjukkan hasil impresif dengan berhasil meraih gelar juara Piala FA untuk ketujuh kalinya dan Liga Champions UEFA untuk pertama kalinya dalam sejarah klub–yang sekaligus menjadi klub London pertama yang meraih gelar tersebut.
Di Matteo lalu digantikan oleh Rafael Benítez yang dikontrak sampai akhir musim 2012–13 dan memenangkan Liga Eropa UEFA 2012–13, Chelsea menjadi klub Inggris pertama yang memenangkan semua empat piala Eropa.
Pada musim 2013–14, José Mourinho kembali ke Chelsea dan dikontrak selama 4 musim. Kemudian, pada musim 2014–15 Chelsea berhasil menjuarai Liga Utama Inggris dan Piala Liga. Namun, sebagai juara bertahan Chelsea menjalani musim 2015–16 dengan buruk dan membuat dipecatnya manajer José Mourinho. Chelsea kembali menunjuk Guus Hiddink sebagai manajer "ad interim" sampai akhir musim. Sebelum musim 2015–16 berakhir, Chelsea telah mengumumkan Antonio Conte sebagai manajer yang dikontrak selama 3 musim, mulai dari musim 2016–17. Antonio Conte menjadi manajer Chelsea kelima yang berasal dari Italia setelah Gianluca Vialli, Claudio Ranieri, Carlo Ancelotti, dan Roberto Di Matteo.

Pemasok kostum dan Sponsor

Periode Pemasok kostum Sponsor utama
1968–1981 Umbro Tidak ada
1981–1983 Le Coq Sportif
1983–1984 Gulf Air
1984–1986 Tidak ada
1986–1987 The Chelsea Collection Grange Farms, Bai Lin Tea, SIMOD
1987–1993 Umbro Commodore
1993–1994 Amiga
1994–1997 Coors
1997–2001 Autoglass
2001–2005 Fly Emirates
2005–2006 Samsung Mobile
2006–2008 Adidas
2008–2015 Samsung
2015–2017 Yokohama Tyres
2017-Sekarang Nike

Skuat

Tim utama

Per 1 September 2017.[21]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
No.
Pos. Pemain
1 Bendera Argentina GK Willy Caballero
2 Bendera Jerman DF Antonio Rüdiger
3 Bendera Spanyol DF Marcos Alonso
4 Bendera Spanyol MF Cesc Fàbregas
6 Bendera Inggris MF Danny Drinkwater
7 Bendera Perancis MF N'Golo Kanté
9 Bendera Spanyol FW Álvaro Morata
10 Bendera Belgia MF Eden Hazard
11 Bendera Spanyol MF Pedro Rodríguez
13 Bendera Belgia GK Thibaut Courtois
14 Bendera Perancis MF Tiémoué Bakayoko
15 Bendera Nigeria MF Victor Moses

No.
Pos. Pemain
16 Bendera Brasil MF Kenedy
17 Bendera Belgia MF Charly Musonda
19 Bendera Spanyol FW Diego Costa
21 Bendera Italia DF Davide Zappacosta
22 Bendera Brasil MF Willian
23 Bendera Belgia FW Michy Batshuayi
24 Bendera Inggris DF Gary Cahill Kapten (kapten)
27 Bendera Denmark DF Andreas Christensen
28 Bendera Spanyol DF César Azpilicueta (wakil kapten)
30 Bendera Brasil DF David Luiz
37 Bendera Portugal GK Eduardo

Pemain lain yang dikontrak

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
No.
Pos. Pemain
Bendera Inggris GK Mitchell Beeney
Bendera Skotlandia DF Alex Davey

No.
Pos. Pemain
Bendera Inggris DF Todd Kane

Dipinjamkan

[22] Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
No.
Pos. Pemain
Bendera Inggris GK Nathan Baxter (ke Solihull Moors hingga 14 Mei 2017)
Bendera Inggris DF Ola Aina (ke Hull City hingga 30 Juni 2018)
Bendera Inggris MF Ruben Loftus-Cheek (ke Crystal Palace hingga 30 Juni 2018)
Bendera Inggris GK Jamal Blackman (ke Wycombe Wanderers hingga 30 Juni 2017)
Bendera Kroasia GK Matej Delač (ke Mouscron-Péruwelz hingga 30 Juni 2017)
Bendera Ghana DF Baba Rahman (ke Schalke 04 hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris DF Jake Clarke-Salter (ke Bristol Rovers hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris DF Fankaty Dabo (ke Swindon Town hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris DF Jay Dasilva (ke Charlton Athletic hingga 30 Juni 2017)
Bendera Jamaika DF Michael Hector (ke Eintracht Frankfurt hingga 30 Juni 2017)
Bendera Ceko DF Tomáš Kalas (ke Fulham hingga 30 Juni 2017)
Bendera Amerika Serikat DF Matt Miazga (ke Vitesse Arnhem hingga 30 Juni 2017)
Bendera Nigeria DF Kenneth Omeruo (ke Alanyaspor hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris DF Fikayo Tomori (ke Brighton & Hove Albion hingga 30 Juni 2017)
Bendera Brasil DF Wallace (ke Grêmio hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris MF Mukhtar Ali (ke Vitesse Arnhem hingga 30 Juni 2017)
Bendera Pantai Gading MF Victorien Angban (ke Granada hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris MF Lewis Baker (ke Vitesse Arnhem hingga 30 Juni 2017)

No.
Pos. Pemaina
Bendera Inggris MF Charlie Colkett (ke Vitesse Arnhem hingga 30 Juni 2018)
Bendera Chili MF Cristián Cuevas (ke Sint-Truiden hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris MF Jordan Houghton (ke Doncaster Rovers hingga 30 Juni 2017)
Bendera Brasil MF Nathan (ke Vitesse Arnhem hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris MF Kasey Palmer (ke Huddersfield Town hingga 30 Juni 2018)
Bendera Serbia MF Danilo Pantić (ke Excelsior hingga 30 Juni 2017)
Bendera Kroasia MF Mario Pašalić (ke Milan hingga 30 Juni 2017)
Bendera Brasil MF Lucas Piazon (ke Fulham hingga 30 Juni 2018)
Bendera Belanda MF Marco van Ginkel (ke PSV Eindhoven hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris FW Tammy Abraham (ke Swansea City hingga 30 Juni 2018)
Bendera Inggris FW Isaiah Brown (ke Huddersfield Town hingga 30 Juni 2018)
Bendera Skotlandia FW Islam Feruz (ke Swindon Town hingga 30 Juni 2017)
Bendera Inggris FW Alex Kiwomya (ke Crewe Alexandra hingga 30 Juni 2017)
Bendera Perancis FW Loïc Rémy (ke Crystal Palace hingga 30 Juni 2017)
Bendera Kolombia FW Joao Rodríguez (ke Cortuluá hingga 30 Juni 2017)
5 Bendera Perancis DF Kurt Zouma (ke Stoke City F.C. hingga 2018)

Pemain Terbaik Tahunan

Lihat pula: Kategori:Pemain Chelsea F.C.
Penghargaan Pemain Terbaik Tahunan Chelsea (bahasa Inggris: Chelsea's Player of The Year) diberikan kepada pemain terbaik menurut hasil pemungutan suara dari para penggemar Chelsea.

Rekor penerima terbanyak Pemain Terbaik Tahunan (3 kali) dipegang oleh Frank Lampard dan Eden Hazard
Tahun Penerima
1967 Bendera Inggris Peter Bonetti
1968 Bendera Skotlandia Charlie Cooke
1969 Bendera Inggris David Webb
1970 Bendera Inggris John Hollins
1971 Bendera Inggris John Hollins
1972 Bendera Inggris David Webb
1973 Bendera Inggris Peter Osgood
1974 Bendera Inggris Gary Locke
1975 Bendera Skotlandia Charlie Cooke
1976 Bendera Inggris Ray Wilkins
1977 Bendera Inggris Ray Wilkins
1978 Bendera Inggris Micky Droy
1979 Bendera Inggris Tommy Langley
1980 Bendera Inggris Clive Walker
1981 Bendera Yugoslavia Petar Borota
1982 Bendera Inggris Mike Fillery
1983 Bendera Wales Joey Jones
Tahun Penerima
1984 Bendera Skotlandia Pat Nevin
1985 Bendera Skotlandia David Speedie
1986 Bendera Wales Eddie Niedzwiecki
1987 Bendera Skotlandia Pat Nevin
1988 Bendera Inggris Tony Dorigo
1989 Bendera Inggris Graham Roberts
1990 Bendera Belanda Ken Monkou
1991 Bendera Republik Irlandia Andy Townsend
1992 Bendera Inggris Paul Elliott
1993 Bendera Jamaika Frank Sinclair
1994 Bendera Skotlandia Steve Clarke
1995 Bendera Norwegia Erland Johnsen
1996 Bendera Belanda Ruud Gullit
1997 Bendera Wales Mark Hughes
1998 Bendera Inggris Dennis Wise
1999 Bendera Italia Gianfranco Zola
2000 Bendera Inggris Dennis Wise
Tahun Penerima
2001 Bendera Inggris John Terry
2002 Bendera Italia Carlo Cudicini
2003 Bendera Italia Gianfranco Zola
2004 Bendera Inggris Frank Lampard
2005 Bendera Inggris Frank Lampard
2006 Bendera Inggris John Terry
2007 Bendera Ghana Michael Essien
2008 Bendera Inggris Joe Cole
2009 Bendera Inggris Frank Lampard
2010 Bendera Pantai Gading Didier Drogba
2011 Bendera Ceko Petr Čech
2012 Bendera Spanyol Juan Mata
2013 Bendera Spanyol Juan Mata
2014 Bendera Belgia Eden Hazard
2015 Bendera Belgia Eden Hazard
2016 Bendera Brasil Willian
2017 Bendera Belgia Eden Hazard

Manajer terkemuka

Berkit daftar nama para manajer yang meraih paling tidak satu gelar juara saat menjadi manajer Chelsea:
Nama Periode jabatan Gelar juara
Bendera Inggris Ted Drake 1952–1961 Divisi 1 Liga Inggris, Charity Shield
Bendera Skotlandia Tommy Docherty 1962–1967 Piala Liga Inggris
Bendera Inggris Dave Sexton 1967–1974 Piala FA, Piala Winners UEFA
Bendera Inggris John Neal 1981–1985 Divisi 2 Liga Inggris
Bendera Inggris John Hollins 1985–1988 Full Members Cup
Bendera Inggris Bobby Campbell 1988–1991 Divisi 2 Liga Inggris, Full Members Cup
Bendera Belanda Ruud Gullit 1996–1998 Piala FA
Bendera Italia Gianluca Vialli 1998–2000 Piala FA, Piala Liga Inggris, Charity Shield, Piala Winners UEFA, Piala Super UEFA
Bendera Italia Claudio Ranieri 2000-2004
Bendera Portugal José Mourinho 2004–2007
2013–2015
3 Liga Utama Inggris, 3 Piala Liga Inggris, Piala FA, Community Shield
Bendera Belanda Guus Hiddink 2009[nb 1] Piala FA
Bendera Italia Carlo Ancelotti 2009–2011 Liga Utama Inggris, Piala FA, Community Shield
Bendera Italia Roberto Di Matteo 2012[nb 2] Piala FA, Liga Champions UEFA
Bendera Spanyol Rafael Benítez 2012–2013[nb 3] Liga Eropa UEFA
Bendera Italia Antonio Conte 2016–sekarang Liga Utama Inggris

Staf kepelatihan


José Mourinho, manajer Chelsea 2004-2007 dan 2013-2015 yang baru saja dipecat.
Posisi Staf
Manajer Bendera Italia Antonio Conte
Asisten manajer Bendera Italia Angelo Alessio
Bendera Italia Gianluca Conte
Bendera Inggris Steve Holland
Direktur teknis Bendera Nigeria Michael Emenalo
Pelatih penjaga gawang Bendera Italia Gianluca Spinelli
Bendera Portugal Henrique Hilario
Pelatih kebugaran Bendera Italia Paolo Bertelli
Bendera Spanyol Julio Tous
Bendera Inggris Chris Jones
Asisten pelatih kebugaran Bendera Italia Constantino Coratti
Duta Klub Bendera Italia Carlo Cudicini
Konsultan Pribadi/Ahli Gizi Bendera Italia Tiberio Ancora
Pengintai lawan senior Bendera Inggris Mick McGiven
Direktur medis Bendera Spanyol Paco Biosca
Kepala akademi Bendera Inggris Neil Bath
Manajer tim U-21 Bendera Inggris Adrian Viveash
Manajer tim U-18 Bendera Inggris Jody Morris
Analis pertandingan Bendera Inggris James Melbourne
sumber: chelseafc.com

Pengurus klub

[24]

Pemilik klub Chelsea Roman Abramovich
Chelsea Limited
Pemilik: Roman Abramovich
Chelsea F.C. plc
Ketua: Bruce Buck
Direktur: Eugene Tenenbaum dan Marina Granovskaia
Dewan Eksekutif
Pemimpin Eksekutif: Ron Gourlay
Direktur Keuangan dan Operasional: Chris Alexander
Sekretaris Klub: David Barnard
Sekretaris Perusahaan: Alan Shaw
Direktur: Marina Granovskaia dan Eugene Tenenbaum
Dewan Chelsea Football Club
Bruce Buck
Eugene Tenenbaum
Ron Gourlay
David Barnard
Mike Forde (Direktur operasional sepak bola)
Michael Emenalo (Direktur teknik)
Life President:
Lord Attenborough

Prestasi

Domestik

Liga

  • Juara (2): 1983–84, 1988–89
  • Runners-up (5): 1906–07, 1911–12, 1929–30, 1962–63, 1976–77

Kejuaraan

  • Runners-up (5): 1914–15, 1966–67, 1993–94, 2001–02, 2016–17
  • Juara (5): 1964–65, 1997–98, 2004–05, 2006–07, 2014–15
  • Runners-up (2): 1971–72, 2007–08
  • Juara (4): 1955, 2000, 2005, 2009
  • Runners-up (7): 1970, 1997, 2006, 2007, 2010, 2012, 2015
  • Full Members Cup
  • Juara (2): 1985–86, 1989–90

Eropa

  • Juara (2): 1970–71, 1997–98

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Chelsea_F.C.

Juara Liga

Juara Premier League: 2016/17

Michy Batshuayi, striker yang direkrut pada musim panas lalu, yang harus menunggu dengan sabar untuk mendapat giliran bermain di musim ini, bangkit dari bangku cadangan dan berhasil mencatatkan namanya di dalam sejarah Chelsea berkat gol kemenangan yang dicetaknya, yang memastikan gelar juara liga keenam dalam sejarah kami, atau kelima di era Premier League.
Tembakan jarak dekat pemain asal Belgia di menit 82 akhirnya sukses membongkar pertahanan kuat lawan tapi tak ada yang bisa berkata bahwa kami tidak layak atas tiga poin vital itu, juga tidak ada yang bisa berkata bahwa pasukan Antonio Conte tidak layak menjadi juara liga Inggris musim 2016/17.
Adalah tim tamu dari London yang lebih banyak memberi ancaman di the Hawthorns tapi seperti yang sudah diperkirakan, kami berhadapan dengan tim yang kuat secara organisasi permainan dan suka menumpuk banyak pemain di lini pertahanan. Victor Moses memaksa kiper lawan melakukan penyelamatan di awal babak kedua, tak lama sebelum menit-menit paling membahayakan dari Albion. Thibaut Courtois juga harus melakukan penyelamatan apik di awal laga tapi setelah itu tekanan lebih banyak dilakukan oleh tim tamu dan the Baggies secara perlahan mulai kendor.
Kami memastikan gelar juara dengan masih menyisakan dua laga lagi, dan berarti pada Selasa dan Minggu depan menjadi masa pesta di Stamford Bridge, sebelum kemudian berjuang meraih juara ganda di Wembley akhir bulan ini.
Meski sudah bisa bermain usai sembuh dari cedera dan sempat absen selama satu laga, N’Golo Kante dicadangkan bersama Batshuayi dan rekan-rekannya. Seperti yang sudah diperkirakan, Cesc Fabregas kembali mendapatkan tempatnya setelah penampilan apiknya di Middlesbrough Selasa dini hari lalu. Selain itu, tidak ada perubahan pada tim yang mengincar gol.

Nyanyian “Antonio, Antonio” terdengar keras sebelum kick-off dimulai dengan versi the Liquidator diputar kemudian sebelum laga dimulai, yang diapresiasi dengan baik oleh kedua kubu suporter. Dan permainan pun dimulai!
Courtois langsung beraksi dengan mementahkan tandukan Salomon Rondon. Striker bertubuh besar itu berhasil menerima bola yang jatuh di depan David Luiz.
Pedro mendapat setengah peluang ketika sebuah umpan panjang mendarat di bahunya namun ia gagal mengontrol bola dengan baik. Diego Costa menerima bola di kotak penalti lalu menembak namun bisa diblok lawan. Tembakan Pedro beberapa saat kemudian melambung jauh.
Di menit ke-10 tercipta sebuah pergerakan yang sangat baik – Cesar Azpilicueta mengirim umpan jitu ke Diego Costa yang meneruskan bola ke Eden Hazard yang kemudian menembak bola tersebut meski masih bisa diblok lawan. Menyusul ketakutan di beberapa menit awal, adalah the Blues, yang mengenakan seragam hitam kuning, yang mengendalikan permainan.

Kami sempat kecolongan serangan balik lawan yang memanfaatkan tendangan sudut kami yang gagal, namun umpan James McClean bergulir ke belakang Rondon yang sedang berlari.
Di menit 15, tendangan bebas Chelsea yang telah dilatih keras tampak akan membuahkan gol namun tembakan memantul tanah Pedro yang sempat terdefleksi pemain the Baggies masih melebar.
Tak lama kemudian kami mendapat hadiah tendangan bebas lagi di dekat area penalti Albion akibat pelanggaran kepada Moses – yang membuahkan kartu kuning bagi McClean. Eksekusi bola mati itu jatuh ke Cary Cahill di tiang jauh yang kembali diblok – tema yang sama dengan babak pertama sebelumnya.
Dua peluang Hazard di pertengahan babak pertama, satu di dalam kotak penalti dan satu di luar, membuat kami menahan napas. Tekel kedua, oleh Allan Nyom, mengenai pergelangan kaki pemain bernomor punggung 21 itu dan si pemain tampak kesakitan. Beruntung, ia dengan cepat kembali dan berlari ke lini pertahanan the Baggies.
McClean, yang sudah dikartu kuning, sukses memblok Moses dan kembali memberikan tendangan bebas di sisi kanan lapangan meski umpan Fabregas kemudian disundul ke sekeliling kota, tak ada peluaung gol yang tercipta. Fabregas kemudian menembak dari jarak 20 yard yang hanya melebar tipis. Jam menunjukkan waktu sudah berjalan selama 32 menit.
Sam Field menjadi pemain kedua the Baggies yang dikartu kuning karena menjatuhkan Pedro dengan menariknya dari belakang. Pemain Spanyol itu sebelumnya berhasil meloloskan diri dari pengawalan pemain berpengalaman Darren Fletcher dengan cara yang cukup super. Pedro kembali menembah portofolionya lewat tembakan jarak jauh yang melebar.
The Blues jarang mendapat ancaman di babak pertama; David Luiz bergerak cepat untuk memotong umpan McClean ke muka gawang. Babak pertama diawali dan diakhiri dengan cara yang sama, di mana pasukan Tony Pulis menyerang gawang kami, tapi pasukan Conte bertahan dengan baik. Yang menjadi pertanyaan adalah, karena kami berhasil menang di Stamford Bridge Desember lalu, apakah kami bisa membongkar pertahanan lawan di babak kedua.
Moses nyaris melakukannya di menit 46, ketika tembakannya masih bisa ditepis Ben Foster sambil menjatuhkan badan. Tembakan Diego Costa kemudian juga mentah di tangan kiper lawan.
Tak lama kemudian Fabregas melepas tembakan yang hanya melebar tipis dari gawang. Tembakan itu didahului dengan serangan Chelsea yang kembali mentah di lini pertahanan lawan. Pasukan Conte mulai menaikkan tempo.
The Baggies sedikit beruntung ketika umpan silang Hazard – yang mendapat operan dari Fabregas – yang dibelokkan ke gawang mereka – memberi alarm bagi lawan. Setelah itu tembakan keras Moses masih mengarah tepat ke Foster.
Para pendukung tuan rumah seringkali berang ketika keputusan wasit menguntungkan Chelsea, tapi kemudian Hazard dilanggar dua kali dalam waktu singkat. Sayangnya, kami tidak bisa memanfaatkan tendangan bebas dengan baik. Waktu semakin berkurang.
Setelah tubrukan dengan Diego Costa membuat Gareth McAuley terpaksa ditarik keluar, West Brom terpaksa melakukan pergantian ketiganya saat laga baru berjalan lebih kurang satu jam. Sebaliknya, Conte belum melirik ke pemain-pemain cadangannya, meski kemudian, ketika melakukannya, ia memberikan dampak yang luar biasa.
Di menit 70, muncul sebuah momen menjanjikan ketika Rondon berhasil lolos dari pengawalan David Luiz dan menggiring bola ke arah gawang, tapi, pertama Cahill, lalu Azpilicueta, bisa mengejar dan mengepungnya. Pertahanan yang hebat!
Marc Wilson, yang baru saja masuk ke lapangan, mendapat peringatan setelah memotong serangan balik Moses. Namun Chelsea harus kembali waspada ketika tembakan Naser Chadli melebar.
Willian dan Michy Batshuayi dimasukkan untuk menggantikan Hazard dan Pedro dengan waktu tersisa 15 menit lagi. Batshuayi akhir berada di momen dan tempat yang benar ketika para penggemar Chelsea di stadion itu mulai berpikir kemenangan tidak akan datang malam ini.
Gol emas muncul setelah serangan bertubi-tubi Chelsea, di mana Alonso menyundul bola kembali ke arah pergerakan Cahill. Dari luar kotak penalti, kapten mencoba meraih kejayaan namun tembakannya masih gagal. Azpilicueta, yang menikmati laga hebat, maju untuk menyambut bola di kotak enam yard. Batshuayi menembak dan blok Foster tidak cukup kuat untuk menghalangi. Para Suara para pendukung semakin lantang. Selebrasi pun dimulai!
Courtois melakukan satu penyelamatan lagi di masa perpanjangan waktu namun bendera offside diangkat  lebih dulu. Tak ada yang bisa menghentikan Chelsea sekarang. Seusai peluit akhir pertandingan, para pemain, staf dan penggemar bersatu dalam momen besar itu, terus dirayakan, terus dan terus...



Juara Premier League: 2014/15

Chelsea kembali menjadi juara!
Pasukan Jose Mourinho terus memuncaki klasemen sejak awal musim dan menyegel gelar juara saat masih menyisakan tiga laga di tangan setelah menang 1-0 atas Crystal Palace di Stamford Bridge.
The Blues mengawali musim ini dengan empat kemenangan beruntun, termasuk kemenangan dramatis 6-3 dan 4-2 dengan Everton dan Swansea berturut-turut. Kekalahan pertama kita tiba di bulan Desember, di Newcastle, namun kita berhasil mengalahkan Arsenal, Liverpool, dan Tottenham.
Juara bertahan Man City terus menguntit kita sejak awak Januari namun respon para pemain sangat luar biasa. Di 15 laga berikutnya, kita meraih 11 kemenangan dan empat imbang sehingga membuat the Blues unggul 16 poin di puncak klasemen.
Gelar juara ini merupakan hasil kerja keras tim, meski enam pemain kita – Branislav Ivanovic, Gary Cahill, John Terry, Nemanja MaticEden Hazard, dan Diego Costa – masuk ke dalam pilihan PFA Team of the Year. Hazard malah menerima penghargaan utama di Inggris.
Pemain lainnya pun tak kalah cemerlang, Thibaut Courtois di bawah gawang, Cesc Fabregas di lapangan tengah, sementara Cesar Azpilicueta sangat bisa diandalkan. Willian, Oscar, Loic Remy dan Didier Drogba selalu menjadi  tumpu serangan yang selalu memberikan ancaman bagi lawan.
Kualitas permainan yang ditampilkan, terutama di paruh pertama musim, merupakan kualitas terbaik yang pernah dilihat di Stamford Bridge. Dengan penampilan seperti ini, Mourinho beserta para pemainnya layak disebut sebagai juara.
 tahun penantian seb
Pertandingan pertama musim tersebut memberikan gambaran bagaimana musim itu bisa berjalan, Didier Drogba membuka keunggulan kami sebelum kami kebobolan, hingga akhirnya pemain asal Pantai Gading itu menyelamatkan pertandingan liga pertama Carlo Ancelotti lewat sebuah gol kemenangan di masa injury time dari sudut yang nyaris tak mungkin.
Kami mendapatkan poin maksimum setelah menjalani enam pertandingan. Spurs pun dikalahkan 3-0 di Stamford Bridge.
Kekalahan pertama kami datang di kandang Wigan, di mana kami harus bermain dengan sembilan pemain, dan diikuti dengan pertandingan di kandang Aston Villa, tetapi kemudian kami bangkit dengan lima kemenangan beruntun..
Menjelang Tahun Baru, kami dalam posisi bagus dalam perburuan untuk gelar juara, dan menghancurkan Sunderland dengan tujuh gol menjadi bukti kuatnya.
Kemenangan atas Arsenal menjadi sorotan utama di bulan Februari kami, yang diwarnai juga dengan kekalahan 4-2 di kandang dari City.
Man United sedang unggul satu poin saat kami bersiap untuk pergi ke Old Trafford, di mana flick Joe Cole membuat kami unggul lebih dahulu sebelum tuan rumah mampu menyamakan kedudukan. Namun Drogba, yang menjadi pemain pengganti, mencetak gol kemenangan dan membuat kami berbalik unggul dua poin, keunggulan yang tidak kami lepaskan meski mendapatkan kekalahan di kandang Spurs pada pertengahan April.
Kami mengakhiri musim dengan apik, meraih tiga kemenangan dari tiga pertandingan. Salomon Kalou mencetak hat-trick saat kami menang 7-0 atas Stoke sebelum sebuah kemenangan yang amat manis di Anfield membuat gelar juara hampir pasti kami dapatkan.
Rintangan terakhir adalah pertandingan melawan Wigan di Stamford Bridge. Nicolas Anelka membawa kami unggul saat laga baru berjalan lima menit, dan keunggulan kami digandakan sebelum jeda pertandingan berkat penalti Frank Lampard. Kalou dan Anelka menambah keunggulan kami sebelum Drogba mencetak hat-trick untuk memastikan gelar Sepatu Emas Premier League untuknya, dan Ashley Cole mengakhirinya untuk membuat skor menjadi 8-0 di masa injury time.
Gelar juara berhasil diraih dengan gaya, dengan menghasilkan rekor 103 gol dalam 38 pertandingan, dan sebuah gelar Sarung Tangan Emas bagi Petr Cech, yang 17 kali tidak kebobolan di sepanjang musim.


Juara Premier League: 2009/10

Gelar juara liga keempat kami hadir setelah penantian empat tahun, sebuah periode yang terhitung pendek jika dibandingkan dengan 50 tahun penantian sebelum gelar juara liga kedua kami yang datang pada tahun 2005, tetapi juga sebuah kelegaan setelah dominasi Manchester United selama tiga musim.
Pertandingan pertama musim tersebut memberikan gambaran bagaimana musim itu bisa berjalan, Didier Drogba membuka keunggulan kami sebelum kami kebobolan, hingga akhirnya pemain asal Pantai Gading itu menyelamatkan pertandingan liga pertama Carlo Ancelotti lewat sebuah gol kemenangan di masa injury time dari sudut yang nyaris tak mungkin.
Kami mendapatkan poin maksimum setelah menjalani enam pertandingan. Spurs pun dikalahkan 3-0 di Stamford Bridge.
Kekalahan pertama kami datang di kandang Wigan, di mana kami harus bermain dengan sembilan pemain, dan diikuti dengan pertandingan di kandang Aston Villa, tetapi kemudian kami bangkit dengan lima kemenangan beruntun..
Menjelang Tahun Baru, kami dalam posisi bagus dalam perburuan untuk gelar juara, dan menghancurkan Sunderland dengan tujuh gol menjadi bukti kuatnya.
Kemenangan atas Arsenal menjadi sorotan utama di bulan Februari kami, yang diwarnai juga dengan kekalahan 4-2 di kandang dari City.
Man United sedang unggul satu poin saat kami bersiap untuk pergi ke Old Trafford, di mana flick Joe Cole membuat kami unggul lebih dahulu sebelum tuan rumah mampu menyamakan kedudukan. Namun Drogba, yang menjadi pemain pengganti, mencetak gol kemenangan dan membuat kami berbalik unggul dua poin, keunggulan yang tidak kami lepaskan meski mendapatkan kekalahan di kandang Spurs pada pertengahan April.
Kami mengakhiri musim dengan apik, meraih tiga kemenangan dari tiga pertandingan. Salomon Kalou mencetak hat-trick saat kami menang 7-0 atas Stoke sebelum sebuah kemenangan yang amat manis di Anfield membuat gelar juara hampir pasti kami dapatkan.
Rintangan terakhir adalah pertandingan melawan Wigan di Stamford Bridge. Nicolas Anelka membawa kami unggul saat laga baru berjalan lima menit, dan keunggulan kami digandakan sebelum jeda pertandingan berkat penalti Frank Lampard. Kalou dan Anelka menambah keunggulan kami sebelum Drogba mencetak hat-trick untuk memastikan gelar Sepatu Emas Premier League untuknya, dan Ashley Cole mengakhirinya untuk membuat skor menjadi 8-0 di masa injury time.
Gelar juara berhasil diraih dengan gaya, dengan menghasilkan rekor 103 gol dalam 38 pertandingan, dan sebuah gelar Sarung Tangan Emas bagi Petr Cech, yang 17 kali tidak kebobolan di sepanjang musim.



Juara Premier League: 2005/06

Kami memulai musim 2005/06 sebagai juara bertahan dan menjadi favorit untuk mempertahankan gelar juara., dan merayakan 100 tahun kami dengan cara yang tidak mengecewakan.
Setelah memastikan gelar Community Shield berkat kemenangan 2-1 atas Arsenal, kami mengunjungi tim yang baru saja promosi, Wigan, di hari pertama musim itu, tetapi kami memerlukan gol Hernan Crespo di masa injury time untuk memberikan kami tiga poin.
Kami memenangi enam pertandingan pertama kami tanpa kebobolan sebelum harus membalikkan keadaan saat menghadapi Aston Villa, dan itu berkat dua gol Frank Lampard. Kemenangan itu lalu diikuti dengan kemenangan 4-1 atas Liverpool di Anfield dan 5-1 atas Bolton.
Everton menjadi tim pertama yang membuat kami gagal meraih poin maksimal dengan menahan kami 1-1 di akhir Oktober. Saat itu, kami sudah unggul sembilan poin di puncak klasemen.
Manchester United memberikan kami kekalahan pertama di musim itu pada awal November lewat gol sundulan Darren Fletcher, tetapi kami mampu bangkit dengan cepat. John Terry mencetak satu-satunya gol di dua pertandingan kandang beruntun melawan Middlesbrough dan Wigan, sebelum Arjen Robben dan Cole menyebabkan kekalahan Arsenal dalam kunjungan terakhir kami ke kandang mereka di Highbury.
2 hasil seri secara beruntun tidak membuat upaya kami untuk mempertahankan gelar juara mengendur, dan pada akhir Januari, kami sudah unggul 14 poin atas rival-rival kami.
Kami mengalami kekalahan 3-0 yang aneh di kandang Middlesbrough pada Februari, kekahalan terbesar di era Mourinho, tetapi kami mampu bangkit. Gol di menit terakhir dari William Gallas memberikan kami kemenangan atas Spurs di Stamford Bridge dan membuat selisih poin dengan rival-rival kami menjadi 18 poin.
Kekalahan di kandang Fulham dan di Manchester United membuat perburuan gelar juara secara matematis masih hidup, tetapi setelah mengalahkan West Ham, Bolton, dan Everton, kami perlu menghindari kekalahan dari United di The Bridge untuk memastikan gelar juara.
Apa yang terjadi adalah penampilan terbaik Chelsea, William Gallas membawa kami unggul di awal laga lewat sundulan dari jarak dekat sebelum Cole berdansa mengitari setengah pertahanan United untuk membuat kami mengontrol pertandingan dengan nyaman, dan Carvalho memastikan kemenangan kami setelah ia maju dan mencetak gol yang membuat kami menang 3-0.
Itu menjadi gol terakhir kami di musim itu, karena setelah itu kami kalah 1-0 dari Blackburn dan Newcastle. Itu berarti kami mengakhiri musim dengan 91 poin, empat poin lebih sedikit daripada musim sebelumnya, dan hanya delapan poin di depan United yang berada di posisi kedua, tetapi gelar juara liga ini dimenangkan dengan nyaman.


Juara Premier League: 2004/05

Ada ekspektasi yang hebat ketika seorang juara Eropa dan sosok yang mengklaim dirinya 'Special One', Jose Mourinho, ditunjuk menjadi manajer menyusul kepergian Claudio Ranieri.
Segalanya diawali dengan baik dengan kemenangan 1-0 atas rival perburuan gelar juara, Manchester United, di Stamford Bridge, dan pada pertengahan Oktober, kami seimbang dengan sang juara bertahan, Arsenal, yang belum terkalahkan.
Sebuah penalti Nicolas Anelka di kandang Manchester City membuat kami kalah untuk pertama kali dan satu-satunya tetapi kami mampu bangkit dengan enam kemenangan beruntun, dan membuat kami unggul dua poin di akhir November.
Kami berkunjung ke Highbury dan dua kali bangkit dari ketertinggalan untuk mendapatkan satu poin berkat gol-gol dari kapten baru kami, John Terry, dan Eidur Gudjohnsen, dan sebuah kemenangan di Hari Tahun Baru di Anfield membuat kami unggul lima poin.
Kemenangan di White Hart Lane di hari ketika Arsenal terpeleset di Bolton dan sebuah kemenangan tipis di kandang Blackburn, di mana tercipta gol cepat Robben dan penyelamatan penalti dari Petr Cech memberikan kami tiga poin, memberikan harapan bahwa musim itu mungkin akan menjadi musimnya Chelsea.
Norwich sempat menakuti juara baru Piala Carling ini ketika mereka menyamakan kedudukan di Carrow Road, tetapi gol di akhir pertandingan dari Mateja Kezman dan Ricardo Carvalho menenangkan kami, apalagi di saat yang sama Man United hanya meraih hasil seri di Crystal Palace, dan setelah mengeliminasi Barcelona dari Liga Champions, kami berada di puncak dengan keunggulan 13 poin di awal April. Tidak ada yang bisa menghentikan Mourinho untuk memenangkan gelar juara liga pertama Chelsea dalam 50 tahun.
Hasil seri melawan Birmingham dan Arsenal memberikan sedikit keraguan, tetapi kami menyambangi Bolton pada 30 April dengan mengetahui bahwa hasil seri akan memberikan kami gelar juara. Dua gol Frank Lampard, dan membuatnya mengantongi 20 gol, memastikan hal itu.
Sang pahlawan yang tak banyak disebutkan, Claude Makelele, mencetak satu-satunya gol setelah gagal mengeksekusi penalti saat kami merayakan gelar juara di The Bridge, dan gol Tiago dari jarak 35 yard membuat kami mengalahkan United di Old Trafford.
Recor pun diciptakan. 95 poin yang kami raih dan catatan kebobolan hanya 15 gol masih belum terpecahkan hingga hari ini. Tantangannya sekarang adalah bagaimana mengulangi capaian itu pada 2006.

Juara Liga Divisi Satu: 1954/55

Chelsea menjadi juara Inggris untuk pertama kalinya dalam sejarah kami di akhir musim 1954/55, yang pas dengan perayaan 50 tahun sejak pendirian klub pada tahun 1905.
Ted Drake, yang tiba di klub pada 1952, memimpin tim meraih gelar juara Divisi Utama dengan unggul atas pesaing terdekat kami Wolverhampton Wanderers, yang finis empat poin di belakang kami.
Roy Bentley mencetak gol saat kami meraih hasil seri 1-1 di laga tandang melawan Leicester City di hari pembukaan musim, sebelum Burnley dan Bolton dikalahkan di Stamford Bridge.
September dan Oktober adalah bulan-bulan yang sulit, dan di bulan November, gelar juara sepertinya hanya impian semata karena kami berada di posisi 12, tetapi ada peningkatan hasil yang kami dapatkan di paruh kedua musim.
Dua belas gol dalam tiga pertandingan sebelum Natal menjadi dasar atas apa yang akan terjadi berikutnya, dan kemenangan 5-2 atas Bolton di Hari Tahun Baru mengembalikan kepercayaan diri tim.
Hasil itu lalu diikuti dengan kemenangan penting atas Newcastle, West Bromwich Albion, Sunderland, dan Tottenham. Pertandingan yang menentukan hadir pada 9 April ketika Wolves mengunjungi London barat. 75.000 orang hadir di stadion untuk menyaksikan pertandingan yang bisa dikatakan sebagai sebuah penentuan gelar juara, dan dibutuhkan penalti dari Peter Sillett untuk memastikan tiga poin bagiThe Blues.
Hasil seri 0-0 di Portsmouth membuat kami tinggal membutuhkan kemenangan atas Sheffield Wednesday di kandang untuk menjadi juara.
Chelsea pun berhasil menang 3-0 dengan mudah berkat penalti Sillett dan dua gol dari Eric Parsons di hadapan 51.421 penonton.
Bentley mengakhiri musim sebagai top skorer dengan catatan 21 gol, sementara McNichol mengakhiri musim dengan total 14 gol. Parsons meringankan beban para penyerang dengan mencetak 11 gol dari posisinya di sayap, sementara bek kanan Sillett mencetak enam gol.
Derek Saunders dan Eric Parsons juga selalu bermain di seluruhh 42 laga di liga di musim ini.


Trofi Juara Eropa



Liga Europa UEFA: 2012/13

Sundulan Branislav Ivanovic di penghujung laga membuat the Blues mengatasi Benfica di Amsterdam dan berhasil menjuarai Liga Europa.
Kami unggul lebih dulu setelah satu jam lewat Fernando Torres yang mengejar umpan Juan Mata, lalu melewati kipper Benfica, Artur, dan menyelesaikannya dari sudut sempit.
Namun, tim asal Portugal itu, dengan cepat merespon dan hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk menyamakan kedudukan lewat penalty Oscar Cardozo.
Memasuki menit ketiga masa perpanjangan waktu, di mana laga sepertinya akan berlanjut hingga 30 menit lagi, Mata mengirim umpan silang ke tiang jauh, yang disambut oleh Ivanovic lewat kepalanya – setelah melompat tinggi – dan merobek gawang lawan.
Sebelum ke final, kami harus mengalahkan Sparta Prague dan Steaua Bucharest, masing-masing dengan skor 2-1 dan 3-2 – sebelum akhirnya mengalahkan Rubin Kazan dengan skor agregat 5-4 untuk memastikan langkah ke empat besar.
Wakil Swiss, Basel, yang sebelumnya menyingkirkan Tottenham, sudah menunggu. Kami mengamankan leg pertama dengan skor 2-1 di kandang lawan, lewat gol David Luiz dari sebuah tendangan bebas.
Di Stamford Bridge, Mohamed Salah membuat tim tamu unggul, namun dua gol dalam waktu beberapa menit, dari Fernando Torres dan Victor Moses, membuat kami unggul. Laga ditutup dengan tendangan jarak jauh yang luar biasa dari David Luiz.


Liga Champions EUFA: 2011/12

Malam yang luar biasa di bulan Mei 2012. Kami memenangi Liga Champions lewat drama adu penalti melawan Bayern Munich di kandang mereka.
Ketika Bayern Munich berhasil unggul di menit 82, kami semua sudah menyangka ini akan menjadi ulangan kenangan buruk 2008. Tapi para pemain masih tidak menyerah. Dan hasilnya Didier Drogba mencetak gol ke sembilannya di partai final yang dia mainkan untuk Chelsea ketika pertandingan hanya menyisakan dua menit dari waktu normal.
Petr Cech kemudian menjadi pahlawan dengan menyelamatkan penalti Arjen Robben di babak tambahan.
Adu penalti dimulai, dan Juan Mata gagal ketika dipilih menjadi penendang pertama, tapi Cech merespon dengan memblok tendangan Ivica Olic. Petaka kedua Bayern terjadi ketika penalti Bastian Schweinsteiger mengenai tiang gawang. Drogba lagi-lagi menjadi pahlawan ketika penaltinya masuk dan membuat Chelsea sebagai klub London pertama yang menjuarai Liga Champions. Hasil ini juga memastikan jika kami berhak tampil di kompetisi Liga Champions musim mendatang dengan status sebagai juara bertahan.
Perjalanan kami dimulai dengan positif dengan kemenangan 2-0 atas Bayer Leverkusen, sebelum hasil seri 1-1 atas Valencia dan KRC Genk dan kalah 2-1 dari Leverkusen membuat kami kesulitan di Grup E. Dua gol dari Drogba dan satu gol dari Ramires di laga melawan Valencia kemudian membuat kami lolos sebagai juara grup dan lolos ke babak knock-out. Kami harus mengalami kekalahan 3-1 di leg pertama melawan Napoli, sebelum kemudian menang 5-4 secara agregat berkat satu pertandingan yang luar biasa di Stamford Bridge. Benfica dikalahkan di kedua leg perempat-final dan membuat kami lolos ke babak semi-final untuk menghadapi juara Eropa 2011, menghadapi Barcelona.
Di leg pertama di Stamford Bridge, kami berhasil menang 1-0 dengan susah payah. Namun di Spanyol, cederanya Gary Cahill dan diusirnya kapten kami, John Terry, membantu Barcelona bisa mencetak dua gol di babak pertama.
Ramires kemudian mencetak gol untuk membuat skor menjadi 2-1. Di babak kedua yang menegangkan, Fernando Torres mampu mencetak gol dan membuat fans dan bench kami melompat gembira. Di babak kedua, kami kembali dihujani serangan dari klub Catalan itu. Lionel Messi gagal mengeksekusi penalti dan pemain pengganti, Fernando Torres mencetak gol penting. Striker itu menggiring bola dari tengah lapangan dan mengecoh Valdes sebelum akhirnya menjebol gawang lawan dan memastikan langkah kita di final untuk menjuarai Liga Champions.




Piala Super UEFA: 1998

Kemenangan di final Piala Winners yang seru atas Stuttgart beberapa bulan sebelumnya membuat kami akan bertemu dengan Real Madrid di Piala Super Eropa menyusul kemenangan tim Spanyol itu atas Juventus di final Liga Champions.
Penampilan impresif Chelsea membuat kami menang 1-0 berkat gol Gustavo Poyet ketika pertandingan tinggal tersisa delapan menit lagi, memastikan kami bisa mengangkat trofi tersebut untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Gol penentu itu datang di menit ke-82, setelah bola jatuh ke kaki pemain pengganti, Poyet, di pinggir kotak penalti dan langsung melepaskan tendangan yang tidak bisa dijangkau Illgner untuk membuat tim asuhan Gianluca Vialli itu memenangkan trofi.


Piala Winners EUFA: 1997/98

Malam yang indah di Stockholm berlangsung bagi para suporter Chelsea setelah tim asuhan Gianluca Vialli mampu mengalahkan tim Jerman, Stuttgart, untuk membuat kami meraih trofi Eropa pertama kami sejak 1971.
Di final yang tak banyak tercipta peluang, diperlukan sesuatu yang spesial untuk menghadirkan perbedaan.
Untungnya, Vialli memasukkan nama Gianfranco Zola sebagai salah satu pemain pengganti kami, dan ketika ia dimainkan pada menit ke-69, ia hanya butuh 20 detik untuk mencetak gol, dengan menerima umpan Dennis Wise dan melepaskan tendangan ke pojok gawang lawan – dan sentuhan pertamanya itulah yang membuat Chelsea meraih gelar juara di Rasundastadion.
Imbas hadirnya Zola itu semakin impresif dengan fakta bahwa ia mendapatkan cedera sebelum final yang seharusnya membuat ia tidak tampil sama sekali, tetapi keinginannya dan determinasinya yang kuat membuat ia tetap masuk ke bench dan bahkan memberikan kami kemenangan.
Kemenangan agregat 4-0 atas Slovan Bratislava adalah awal perjalanan kami pada September.
Leg pertama babak kedua melawan tim Norwegia, Tromso, akan dikenang karena kondisi salju yang luar biasa, dan meski kalah 3-2, Chelsea asuhan Vialli mampu lolos ke babak berikutnya setelah di leg kedua menang 7-1.
Di babak perempat-final, kami menghadapi tim Spanyol, Real Betis, dan sepasang gol Tore Andre Flo di Spanyol membuat kami menang 2-1. Gol-gol dari Frank Sinclair, Roberto Di Matteo, dan Zola di Stamford Bridge membuat kami menang 5-2 secara agregat, dan melaju ke semi-final menghadapi Vicenza.
Kami kalah 1-0 di leg pertama dari tim Italia tersebut. Di leg kedua di Stamford Bridge, kami juga tertinggal lebih dahulu di babak pertama. Gustavo Poyet memperkecil ketertinggalan sebelum Zola menyamakan kedudukan dengan sundulannya.
Mark Hughes kemudian melakukan finishing khas kaki kirinya untuk menghadirkan kegembiraan di dalam Stamford Bridge di akhir laga, dan membuat kami terbang ke Swedia untuk partai final.



Piala Winners EUFA: 1970/71

Kesuksesan di Piala Winners tahun 1971 akan selalu diingat dalam sejarah sebagai gelar juara pertama klub di level Eropa.
Setelah meraih hasil seri di partai final di mana Chelsea harus kehilangan keunggulannya di akhir laga, tim asuhan Dave Sexton tersebut dan Real Madrid harus berhadapan lagi di partai ulangan di Athens untuk menentukan siapa yang akan menjadi juara.
Gol di babak pertama dari John Dempsey dan Peter Osgood membuat tim Dave Sexton unggul dengan nyaman, tetapi setelah Sebastian Fleitas mencetak gol untuk tim asal Spanyol itu 15 menit sebelum laga usai, akhir pertandingan menjadi kurang nyaman bagi The Blues. Namun mereka berhasil mempertahankan keunggulan itu dan menghasilkan kegembiraan luar biasa di dalam stadion, dan perayaan yang lebih besar juga dilakukan di London
Perjalanan tim dimulai dengan kemenangan agregat 6-2 yang mudah atas tim Yunani, Aris Salonika, sebelum mengalahkan CSKA Moskow 1-0 di kandang dan tandang untuk lolos ke perempat-final.
Namun leg pertama pertandingan melawan klub Belgia, Bruges, berubah menjadi mimpi buruk setelah kami harus pulang dengan kondisi tertinggal 2-0.
Para suporter di Stamford Bridge memberikan dukungan yang luar biasa di leg kedua. Peter Houseman mencetak gol di awal laga sebelum Osgood memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan berkat golnya di akhir waktu normal.
Chelsea bermain habis-habisan, dan Osgood mencetak gol keduanya sebelum Tommy Baldwin mencetak gol keempat kami.
Semi-final mempertemukan kami dengan klub Inggris lainnya, Manchester City. Sebuah gol dari Derek Smethurst di leg pertama membuat kami bertandang untuk leg kedua dengan keunggulan 1-0.
Pertandingan penentu di Maine Road kembali berjalan sengit tetapi setelah kiper Ron Healey membuat gol bunuh diri dan membuat agregat menjadi 2-0 dan membuat kami lolos ke final.

FA Cup



FA Cup: 2012

Kemenangan atas Liverpool membuat kami mendapatkan gelar Piala FA keempat kami dalam enam tahun, meneruskan kesuksesan kami di kompetisi klub domestik tertua di dunia ini.
Sebuah gol cepat dari Ramires dan gol di babak kedua dari Didier Drogba memastikan kemenangan ini, sekaligus membuat pemain asal Pantai Gading itu menjadi satu-satunya pemain yang mampu mencetak gol di empat final Piala FA. Andy Carrol sempat memperkecil ketertinggalan tetapi kami berhasil mempertahankan keunggulan untuk melihat John Terry mengangkat trofi pertama dari gelar ganda domestik dan Eropa yang kami raih tahun itu.
Kami mencapai babak final menyusul kemenangan 5-1 di semi-final atas Tottenham Hotspurs, dengan gol-gol dari Drogba, Frank Lampard, Juan Mata, Ramires, dan Florent Malouda.
Perjalanan ke Wembley dimulai di Stamford Bridge menghadapi lawan kami di final Piala FA 2010, Portsmouth, di mana dua gol Ramires mengantarkan kami menang 4-0. Diikuti dengan kemenangan tipis atas Queens Park Rangers di Loftus Road, sebelum hasil seri melawan Birmingham City di The Bridge menghasilkan laga ulangan di St Andrew's. Kemenangan di Birmingham dan di kandang atas Leicester City di perempat-final memastikan langkah kami ke babak empat besar.


FA Cup: 2010

Kemenangan tipis atas Portsmouth di siang yang cerah di Wembley memastikan kami meraih gelar ganda pertama dalam sejarah, yaitu juara liga dan juga Piala FA.
Gol tendangan bebas Didier Drogba sudah cukup untuk membuat John Terry mengangkat trofi juara di Royal Box, menyusul pertandingan yang menarik di mana lima peluang kami mengenai tiang gawang di babak pertama dan Petr Cech menggagalkan penalti, sebelum tendangan penalti Frank Lampard di akhir pertandingan melebar dari sasaran.
Kami mampu mencapai final setelah menang 3-0 atas Aston Villa di semi-final. Kami memulai perjalanan kami pada Januari dengan kemenangan 5-0 di kandang atas tim Championship, Watford, sebelum berkunjung ke Preston North End di babak keempat, di mana kami berhasil menang 2-0.
Cardiff City dan Stoke City juga berhasil dilewati di Stamford Bridge dan membuat kami lolos ke babak empat besar, dan ketika Drogba mencetak gol dari jauh di akhir Mei, kami mengangkat trofi juara turnamen ini untuk keenam kalinya.


FA Cup: 2009

Perjalanan yang dimulai di bawah asuhan Luiz Felipe Scolari diakhiri dengan gelar juara di Wembley di mana Guus Hiddink berjasa membawa kami meraih gelar juara yang pertama dalam dua tahun, setelah mengalahkan Everton di final di Wembley.
Laga ulangan dibutuhkan untuk mengeliminasi tim League One, Southend United, menyusul hasil seri 1-1 di The Bridge. Pertandingan ulang pun dimulai dengan buruk karena kami harus tertinggal lebih dahulu, meski akhirnya berhasil menang 4-1.
Ballack dan Lampard masing-masing mencetak gol tendangan bebas untuk mengantar Ipswich keluar dari turnamenout, dan The Tractor Boys dikalahkan 3-1 sebelum kami berkunjung ke Watford di babak kelima.
Ray Wilkins memimpin tim sementara Hiddink menonton langsung setelah Scolari dipecat lima haru sebelumnya, dan meski kami sempat tertinggal 0-1, hat-trick Anelka membuat kami lolos ke babak delapan besar, dan diikuti dengan kemenangan 2-0 langsung atas Coventry.
Kami kembali tertinggal lebih dahulu di semi-final, kali ini dari Arsenal di Wembley, tetapi Florent Malouda dan Drogba mampu membuak skor berbalik.
Bulan Mei yang panas diwarnai dengan gol tercepat dalam sejarah final Piala FA dan membuat Everton unggul, tetapi sundulan Drogba membuat skor menjadi imbang dan tendangan kaki kiri Lampard 20 menit jelang waktu normal berakhir membuat kami mengakhiri musim yang bermasalah itu dengan trofi, membuat Hiddink bisa pergi dari posisinya sebagai manajer sementara dengan medali juara


FA Cup: 2007

Setelah mendapatkan kehormatan sebagai tim terakhir yang menjuarai Piala FA di Wembley lama, berkat kemenangan kami atas Aston Villa pada tahun 2000, kami menjadi tim pertama yang memenangkan kompetisi tersebut di stadion Wembley yang baru pada 2007 ketika kami mengalahkan Manchester United 1-0.
Sebelum laga dimulai, dilangsungkan upacara Cup Final di stadion baru yang dilakukan di Red Arrows, kemudian mantan pemenang turnamen ini, antara lain Ron Harris, Dennis Wise dan Marcel Desailly, melakukan parade di depan para penonton.
Pertandingan itu sendiri mengecewakan; dua tim terbaik di negeri saling meniadakan serangan lawan.
Jose Mourinho dipaksa untuk memainkan Michael Essien bersama John Terry di sentral pertahanan tim karena banyaknya masalah cedera, tetapi pemain asal Ghana itu mampu menjalaninya dengan baik. Paulo Ferreira juga bermain sangat bagus untuk meminimalisir ancaman dari kompatriotnya, Cristiano Ronaldo.
Arjen Robben menggantikan Joe Cole di jeda pertandingan untuk menambah elemen kreatif di sektor penyerangan kami, tetapi meski Wayne Rooney dan Didier Drogba memiliki peluang untuk mencetak gol, pertandingan berakhir 0-0 dan harus dilanjutkan ke babak tambahan.
Pertandingan itu akhirnya dimenangkan lewat gol di menit ke-116 ketika Drogba bekerja sama dengan Frank Lampard, sebelum melepaskan tendangan ke gawang Edwin van der Sar, untuk memastikan trofi kedua The Blues musim itu.
Kami mendapat undian yang relatif mudah di babak-babak sebelumnya, di mana kita selalu unggul lebih dulu di leg pertama, memastikan keuntungan di kandang.
Macclesfield merupakan lawan kami di babak ketiga dan kami menang telak 6-1, sebelum menang 3-0 atas Nottingham Forrest di kandang.
Norwich kemudian dikalahkan 4-0 di Stamford Bridge, dan kami pun kemudian menghadapi Tottenham asuhan Martin Jol, juga di kandang sendiri.
Setelah tertinggal dari gol cepat Dimitar Berbatov, tak lama kemudian Lampard mencetak gol. Namun Hossam Ghaly berhasil memanfaatkan kesalahan di lini belakang kami dan Essien menggetarkan gawangnya sendiri. The Blues tertinggal 3-1 saat turun minum.
Dengan tidak adanya kapten John Terry yang cedera, pendukung the Blues sudah mengkhawatirkan kemungkinan terburuk, namun Lampard mencetak gol keduanya di malam itu dan kembali memberikan harapan. Kemudian Salomon Kalou melepaskan tendangan voli yang memaksa pertandingan berakhir imbang dan pemenang ditentukan di White Hart Lane.
Andriy Shevchenko membuat fans Chelsea bersorak kegirangan lewat golnya sebelum babak pertama berakhir.
Di pertengahan babak kedua, Shaun Wright-Phillips melakukan finishing yang brilian dari sudut sempit dan meski penalti Robbie Keane mampu memperkecil ketertinggalan, kami berhasil mengamankan kemenangan yang hebat itu.
Pertandingan semi-final kami dilangsungkan di Old Trafford melawan Blackburn, dan gol Lampard di menit ke-16 berhasil disamakan oleh Jason Roberts di pertengahan babak kedua.
Namun di babak tambahan, kami mendominasi permainan dan gol kemenangan pun dicetak oleh Michael Ballack, memanfaatkan umpan silang Wright-Phillips.


FA Cup: 2000

Kemenangan kedua kami di final Piala FA dalam waktu tiga tahun juga memastikan kami menjadi pemenang terakhir trofi itu di stadion Wembley yang lama.
Pertandingan final itu kurang seru dan Roberto Di Matteo mencetak satu-satunya gol di stadion favoritnya itu, setelah di menit 72 kiper David James mampu mementahkan tendangan bebas Gianfranco Zola.
Kemenangan itu layak didapat, terutama melihat bagaimana Villa hanya bisa terus bertahan di sepanjang permainan. Kedua tim hanya mendapat sedikit peluang meski Chelsea nyaris unggul beberapa menit setelah babak kedua dimulai ketika Dennis Wise berhasil menggetarkan gawang lawan dari jarak dekat, namun gol tersebut dianulir karena George Weah sudah berada di posisi offside.
Perjalanan kami di Piala FA 2000 dimulai di Hull City, sebelum Natal. Gustavo Poyet mencetak hattrik saat kami menang mudah 6-1. Chris Sutton, Wise dan Di Matteo juga mencetak gol.
Gol dari Wise dan Frank Leboeuf di babak keempat membuat kami menang 2-0 atas Nottingham Forest di Stamford Bridge, dan di babak kelima kami menghadapi rival lama kami, Leicester.
Setelah Poyet membuat kita unggul atas tim asuhan Martin O’Neill, Weah kemudian menggandakan keunggulan kami lewat sebuah solo run. Matt Elliot berhasil memperkecil ketertinggalan namun tidak mampu mengubah hasil pertandingan.
Undian perempat-final cukup menguntungkan kami dan kami bertemu dengan Gillingham asuhan Peter Taylor di Stamford Bridge.
John Terry mencetak pertamanya untuk tim senior saat kami menang 5-0, membuat kami bertemu dengan Newcastle asuhan Bobby Robson di Wembley..
Poyet menjadi pahlawan kemenangan di laga ini dengan mencetak dua gol meski Robert Lee sempat menyamakan kedudukan, dan membuat kami lolos ke final. Gol pertamanya berawal dari umpan lambung Weah, sementara gol kedua lewat tandukan ketika menyambut umpan silang John Harley.

FA Cup: 1997

Kemenangan kami di Piala FA 1997 akan selalu diingat oleh para suporter kami karena itu adalah gelar juara besar kami sejak memenangkan kompetisi ini pada 1970.
Tim asuhan Ruud Gullit ini menghadapi Middlesbrough asuhan Bryan Robson, yang sudah dipastikan terdegradasi seminggu sebelumnya, di final dan menang mudah 2-0 berkat gol dari Roberto Di Matteo dan Eddie Newton.
Perjalanan menuju Wembley dimulai dengan kemenangan 3-0 atas West Bromwich Albion di kandang, di babak ketiga.
Liverpool menjadi lawan kami berikutnya, dan laga itu menjadi salah satu laga paling dikenang yang pernah terjadi di Stamford Bridge.
Setelah tertinggal 2-0 di masa jeda, gol babak kedua dari Mark Hughes dan Gianfranco Zola membuat kami menyamakan kedudukan, sebelum dua gol Gianluca Vialli memberikan kami kemenangan yang ajaib di SW6 siang itu.
Di babak kelima, kami bermain imbang 2-2 di Leicester City, dan laga ulangan berakhir tanpa gol sehingga dilanjutkan ke babak tambahan, dan penalti kontroversial yang dieksekusi Frank Leboeuf membuat The Foxes tereliminasi.
Chelsea menang mudah 4-1 di perempat-final melawan Portsmouth, dan membuat kami berhadapan dengan Wimbledon di Highbury. Hughes memberikan kami keunggulan di akhir babak pertama, Zola mencetak gol indah, dan Hughes membuat skor menjadi 3-0 di akhir laga.


FA Cup: 1970

Gelar juara pertama Piala FA kami dalam sejarah pada 1970 akan terus mendapatkan tempat yang spesial bagi pendukung Chelsea untuk alasan yang sudah jelas.
Pencapaian itu jelas tidak bisa disepelekan, apalagi dengan fakta bahwa kami mengalahkan rival berat kami, Leeds United, membuat kemenangan itu menjadi hal yang akan terus dikenang.
Setelah hasil seri 2-2 di Wembley yang berjalan dalam tensi tinggi, laga ulangan berlangsung di Old Trafford beberapa hari kemudian dan berjalan lebih panas dari laga pertama, di mana Norman Hunter dan Ian Hutchinson sempat beradu pukul dan Eddie McCreadie entah bagaimana bisa menendang kepala Billy Bremner.
Mick Jones membuat Leeds unggul di babak pertama, tetapi dengan 12 menit tersisa, Peter Osgood menyamakan kedudukan lewat sundulan, membuatnya berhasil mencetak gol di semua babak di kompetisi ini.
Dave Webb berhasil mencetak gol kemenangan, di satu menit terakhir di babak tambahan pertama. The Blues pun mengangkat trofi juara.
Perjalanan Chelsea ke final dimulai dengan kemenangan mudah atas Birmingham 3-0 di Stamford Bridge, dan laga di kandang melawan Burnley berakhir seri.
Laga ulangan berlangsung ketat dan skor imbang 1-1 hingga menit ke- 90, sehingga dibutuhkan babak tambahan. Chelsea akhirnya menang lewat gol dari Tommy Baldwin dan Peter Houseman.
Di babak kelima, kami berkunjung ke kandang Crystal Palace di Selhurst Park, dan menang 4-1.
Kami juga berkunjung ke kandang QPR di Loftus Road di babak perempat-final. Hat-trick Osgood membuat kami menang 4-2.
Pertandingan semi-final berlangsung di White Hart Lane dan kami harus melawan Watford, dan Chelsea terbukti terlalu kuat bagi The Hornets.
Setelah Webb membuat kami unggul di menit ketiga, Watford mampu menyamakan kedudukan. Namun empat gol di babak kedua dari Osgood, Hutchinson, dan dua gol Houseman membuat kami menang 5-1 dan kami pun melaju ke final.

Sumber: indo.chelseafc.com › Sejarah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logo Chelsea FC

Pemain Legenda Chelsea FC